Senin, 21 Mei 2012

Mengenal Diri (Self Awareness)


Keterampilan pengenalan diri memungkinkan seseorang dapat mengelola kehidupan pribadi; baik pribadinya sendiri maupun orang lain; dalam internal organisasi maupun dalam interaksi bisnis dengan organisasi lain.
Ketepatan dalam pengenalan diri akan membantu dalam penentuan tindakan-tindakan yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti membuahkan hasil atau reaksi maksimal seperti yang diharapkan. Efisien artinya tidak ada tindakan yang sia-sia, yang membuang waktu dan biaya.

Ada empat unsur dari diri seseorang yang membuatnya unik. Jika kita menemukan seseorang dikatakan sebagai sangat mirip dengan orang tertentu maka kemiripan tersebut berasal dari kemiripan unsur ini:
·        Tata Nilai
·        Sikap Terhadap Informasi
·        Kebutuhan dalam Hubungan antar Individu
·        Sikap terhadap Perubahan

Tata nilai adalah menyangkut pandangan atau penilaian terhadap harapan-harapan yang dapat diperoleh dan dinikmati secara pribadi (terminal values) seperti kenyamanan hidup, kehidupan yang menarik, rasa keberhasilan, kedamaian, penghormatan dll. (akan dibahas tersendiri). Tata nilai juga mengenai bagaimana seseorang berusaha mencapai harapannya (instrumental values), seperti adanya ambisi, pemikiran yang terbuka, kompetensi, kerapihan kerja, kemampuan memberi maaf, kesopanan dll.

Sikap terhadap informasi atau disebut juga “cognitive style” mempunyai dua dimensi: dalam hal mengumpulkan informasi (bisa secara intuitif ataukah sense-centered) dan dalam mengevaluasi informasi (di satu sisi mengandalkan perasaan atau “feeling”  dan sisi yang lain mengandalkan pemikiran “thinking”)

Ada tiga orientasi mendasar dalam kebutuhan hubungan antar individu: Pertama, berupaya melibatkan orang lain dan apakah juga  berharap untuk selalu dilibatkan; kedua, berupaya untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain dan demikan juga apakah ingin selalu dikendalikan oleh pihak lain; ketiga, berupaya merasa dekat dengan orang lain dan apakah ada keinginan untuk dianggap dekat oleh orang lain. Setiap orang mempunyai kombinasi dari enam sisi dari tiga orientasi ini.

Dalam hal sikap terhadap perubahan, ada indikator yang mudah dilihat yaitu: Apakah seseorang mudah berubah atau sulit berubah. Ternyata mudah atau tidaknya seseorang berubah tergantung dari apa yang mempengaruhinya atau yang memaksa yang bersangkutan untuk berubah. Ada yang mempunyai tingkat toleransi yang tinggi pada keadaan yang tidak ideal ada juga orang yang selalu berusaha berperan untuk mengubah keadaan. Di sini orang dihadapkan untuk mengukur kondisi antara kemampuan dan kekuasaan yang dimiliki. Seseorang bisa saja mampu untuk melakukan perubahan tetapi belum tentu yang bersangkutan mempunyai kekuasaan untuk melakukannya; atau istilah umumnya “tahu diri”.
(Kita lanjutkan dalam pembahasan masing-masing unsur secara lebih rinci)

Minggu, 06 Mei 2012

Manajemen Waktu (Time Management)


Waktu adalah uang. Ungkapan yang menandakan bahwa waktu itu adalah sumberdaya yang berharga. Demikian halnya dalam proses manajemen. Keterampilan mengelola waktu akan membuat seorang manajer menjadi produktif; artinya banyak karya-karya dan penyelesaian pekerjaan yang dilakukan dengan baik dalam waktu yang terbatas.

Suatu analisis dilakukan terhadap setiap yang pekerjaan yang dihadapi manajer, baik itu pekerjaan rutin maupun yang tidak rutin. Dibuatlah pengelompokan dalam empat kondisi pekerjaan berdesarkan kriteria apakah pekerjaan itu penting atau apakah pekerjaan itu mendesak:
  • Penting dan Mendesak
  • Penting Tidak Mendesak
  • Tidak Penting tetapi Mendesak
  • Tidak Penting dan Tidak Mendesak
Suatu pekerjaan dikatakan penting  atau sangat penting akan dilihat dalam tingkatan kontribusi pekerjaan tersebut terhadap keberhasilan perusahaan, kelompok/divisi, tim kerja, atau prestasi/target individu.
Penilaiaan keterdesakan adalah berdasarkan dimensi waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan yang bersangkutan.

Dengan analisis ini, tidak heran jika terjadi bahwa apa yang  dianggap penting atau mendesak oleh seseorang belum tentu penting atau mendesak di mata bawahan atau atasan yang bersangkutan. Sehingga dalam manajemen waktu, harus ditetapkan orientasi pekerjaan seorang manajer; untuk memuaskan pihak lain (atasan, bawahan, pelanggan, pemasok,dll) atau memuaskan diri sendiri.

Dengan analisis ini pula dapat dibuat urutan prioritas dari sederet pekerjaan yang harus diselesaikan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan atau sepanjang tahun.
Prioritas tentu sesuai urutan keempat pengelompokan pekerjaan tersebut di atas. Untuk pekerjaan-pekerjaan membutuhkan waktu sangat singkat dapat dijadikan pekerjaan sisipan. Namun harus diingat bahwa ada pekerjaan yang terlihat dapat diselesaikan dengan cepat ternyata membutuhkan waktu tambahan untuk persiapan, koordinasi, dan perpindahan emosi disamping waktu eksekusinya yang memang singkat.

Kita lanjutkan dengan kasus-kasus manajemen waktu  pada tulisan berikutnya.