Keterampilan pengenalan diri
memungkinkan seseorang dapat mengelola kehidupan pribadi; baik pribadinya
sendiri maupun orang lain; dalam internal organisasi maupun dalam interaksi
bisnis dengan organisasi lain.
Ketepatan dalam pengenalan diri
akan membantu dalam penentuan tindakan-tindakan yang efektif dan efisien.
Efektif dalam arti membuahkan hasil atau reaksi maksimal seperti yang
diharapkan. Efisien artinya tidak ada tindakan yang sia-sia, yang membuang
waktu dan biaya.
Ada empat unsur dari diri seseorang yang
membuatnya unik. Jika kita menemukan seseorang dikatakan sebagai sangat mirip
dengan orang tertentu maka kemiripan tersebut berasal dari kemiripan unsur ini:
·
Tata Nilai
·
Sikap Terhadap Informasi
·
Kebutuhan dalam Hubungan antar Individu
·
Sikap terhadap Perubahan
Tata nilai adalah menyangkut
pandangan atau penilaian terhadap harapan-harapan yang dapat diperoleh dan
dinikmati secara pribadi (terminal values) seperti kenyamanan hidup, kehidupan
yang menarik, rasa keberhasilan, kedamaian, penghormatan dll. (akan dibahas
tersendiri). Tata nilai juga mengenai bagaimana seseorang berusaha mencapai
harapannya (instrumental values), seperti adanya ambisi, pemikiran yang
terbuka, kompetensi, kerapihan kerja, kemampuan memberi maaf, kesopanan dll.
Sikap terhadap informasi atau
disebut juga “cognitive style” mempunyai dua dimensi: dalam hal mengumpulkan
informasi (bisa secara intuitif ataukah sense-centered) dan dalam mengevaluasi
informasi (di satu sisi mengandalkan perasaan atau “feeling” dan sisi yang lain mengandalkan pemikiran
“thinking”)
Ada tiga orientasi mendasar dalam kebutuhan
hubungan antar individu: Pertama, berupaya melibatkan orang lain dan apakah
juga berharap untuk selalu dilibatkan;
kedua, berupaya untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain dan demikan
juga apakah ingin selalu dikendalikan oleh pihak lain; ketiga, berupaya merasa
dekat dengan orang lain dan apakah ada keinginan untuk dianggap dekat oleh
orang lain. Setiap orang mempunyai kombinasi dari enam sisi dari tiga orientasi
ini.
Dalam hal sikap terhadap
perubahan, ada indikator yang mudah dilihat yaitu: Apakah seseorang mudah
berubah atau sulit berubah. Ternyata mudah atau tidaknya seseorang berubah
tergantung dari apa yang mempengaruhinya atau yang memaksa yang bersangkutan
untuk berubah. Ada
yang mempunyai tingkat toleransi yang tinggi pada keadaan yang tidak ideal ada
juga orang yang selalu berusaha berperan untuk mengubah keadaan. Di sini orang
dihadapkan untuk mengukur kondisi antara kemampuan dan kekuasaan yang dimiliki.
Seseorang bisa saja mampu untuk melakukan perubahan tetapi belum tentu yang
bersangkutan mempunyai kekuasaan untuk melakukannya; atau istilah umumnya “tahu
diri”.
(Kita lanjutkan dalam pembahasan masing-masing unsur secara lebih
rinci)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar